Perawi yang diteliti adalah para perawi hadis tentang anjuran untuk berqurban dalam
Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, sebagai berikut:
مسند أحمد بن حنبل (2/321 )
- 8256 حدثنا أبو عبد الرحمن ثنا عبد الله بن عياش عن عبد الرحمن بن هرمز
الأعرج عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من وجد سعة فلم يضح فلا يقربن مصلانا
.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Hakim –beliau mensahihkannya- . (Subul as-Salam,
IV/93)
Jarh wa ta’dil perawi hadis yang diteliti di sini adalah perawi hadis melalui
jalur periwayatan Imam Ahmad. Dalam meneliti jarh wa ta’dil perawi
tersebut,
peneliti merujuk pada empat kitab, yakni:
1. Tahdzib
at-Tahdzib karya Syihabuddin Ahmad Ibn Ali Ibn Hajr al-Asqalaniy (Beirut: Dar
al-Fikr, 1984 M / 1404 H),
2. Tahdzib
al-Kamal fii Asma’ ar-Rijal karya Al-Hafidz al-Mutqin Jamal ad-Din Abi
al-Hajaj Yusuf al-Mizziy (Beirut:
Muasasah ar-Risalah, 1992 M / 1413 H),
3. Mizan
al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal karya
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman adz-Dzahabiy ( Beirut: Dar al-Ma’rifah,
1406 H), dan
4. Mausu’ah Rijal Al-Kutub At-Tis’ah karya Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi
Hasan (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1413 H / 1993).
Di sini peneliti
memulai dari perawi pertama yakni sahabat nabi, kemudian seterusnya. Dalam
penelitian jarh wa ta’dil ini peneliti memakai kaidah,
اذ تعارض الجارح و المعدل
فالحكم للمعدل الا اذ ثبت الجرح المفسر
Artinya: “Apabila terjadi pertentangan antara kritikus yang memuji dan mencela, maka
dimenangkan kritikan yang memuji, kecuali jika kritikan yang mencela disertai
alasan yang jelas.”
|
NO
|
RAWI
|
NAMA KITAB
|
KRITIKUS
|
KOMENTAR
|
ANALISIS
|
|
1.
|
Abu Hurairah
|
الصحابة
كلهم عدول
|
|||
|
2.
|
Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj
|
1. Tahdzib at-Tahdzib
(VI: 260)
|
1. Ibn Sa’ad
|
ثقة كثير الحديث
|
Dari semua kitab yang peneliti jadikan
rujukan tersebut, tidak ada ulama yang mencela, semua memberi komentar baik
terhadap al-A’raj, dengan demikian beliau termasuk perawi yang adil.
|
|
2. Al-‘Ijli
|
ثقة
|
||||
|
3. Abu Zur’ah
|
ثقة
|
||||
|
2. Tahdzib al-Kamal
(XVII: 470-471)
|
1.
Ibnu al-Madini
|
ثقة
|
|||
|
2. Al-‘Ijli
|
ثقة
|
||||
|
3. Abu Zur’ah dan Ibn Khirasy
|
ثقة
|
||||
|
3. Mizan
al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
|
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
|
||||
|
4. Mausu’ah
Rijal Al-Kutub At-Tis’ah
(II: 452)
|
Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi
Hasan
|
ثقة ثبت عالم
|
|||
|
3.
|
Abdullah bin ‘Ayasy
|
1. Tahdzib at-Tahdzib
|
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
|
Dari keempat kitab yang kami jadikan
rujukan, ada dua kitab yang menyebutkan komentar ulama terhadap Abdullah bin
‘Ayasy. Semua ulama berkomentar baik kecuali Abu Dawud dan an-Nasa’i, namun
beliau berdua tidak menyebutkan alasan yang jelas, sehingga kami mengambil
kritikan / komentar yang memuji sebagai mana kaidah yang kami sebutkan di
atas. Dengan demikian Abdullah bin ‘Ayasy adalah perawi yang adil.
|
|
|
2. Tahdzib al-Kamal
(XV: 411)
|
1.
Abu Hatim
|
ليس بالمتين , صدوق.
|
|||
|
2. Abu Dawud dan an-Nasa’i
|
ضعيف
|
||||
|
3. Ibn Hibban
|
ثقة
|
||||
|
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
(III: 494)
|
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
|
||||
|
4. Mausu’ah
Rijal Al-Kutub At-Tis’ah
(II: 326)
|
Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi
Hasan
|
صدوق
|
|||
|
4.
|
Abu Abdirrahman al-Muqri’
|
1. Tahdzib at-Tahdzib
|
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
|
Dari keempat kitab yang peneliti jadikan
rujukan, hanya satu kitab yang menyebutkan komentar terhadap perawi. Komentar
tersebut memberi penilaian baik, dengan demikian kami menganggap perawi
tersebut adil.
|
|
|
2. Tahdzib al-Kamal
(XIII: 184-191)
|
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
|
||||
|
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
(II: 183)
|
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
|
||||
|
4. Mausu’ah
Rijal Al-Kutub At-Tis’ah
(II: 326)
|
Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid
Kasrawi Hasan
|
ثقة
|
|||
|
5.
|
Ahmad bin Hanbal
|
1. Tahdzib at-Tahdzib
(I: 64)
|
1.
Al-‘Abbas al-Anbari
|
حجة
|
Dari semua kitab yang peneliti jadikan
rujukan tersebut, tidak ada ulama yang mencela, semua memberi komentar baik terhadap
Ahmad bin Hanbal, dengan demikian beliau termasuk perawi yang adil.
|
|
2.
Qutaibah
|
امام الدنيا
|
||||
|
3.
Al-‘Ijli
|
ثقة
|
||||
|
2. Tahdzib al-Kamal
(I: 451)
|
1.
Yahya bin Adam
|
امامنا
|
|||
|
2.
Asy-Syafi’i
|
خرجت من بغداد وما خلفت بها أفقه ولاأزهد ولاأورع ولاأعلم من أحمد
بن حنبل
|
||||
|
3.
Al-‘Abbas bin ‘Abdil ‘Adzim
|
حجة
|
||||
|
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
(I: 38)
|
Abdul Ghafar Sulaiman Al-Bandari dan Sayid Kasrawi Hasan.
|
ثقة, حافظ.
|
|||
Catatan Peneliti:
Ø Penilaian para ulama kritikus hadis tersebut terhadap
para perawi hadis di atas, memberi komentar baik terhadap para perawi, kecuali
Abu Dawud dan an-Nasa’i yang memberi komentar negatif terhadap salah satu
perawi yakni Abdullah bin ‘Ayasy, namun mereka berdua tidak menyertai alasan
yang jelas. Sehingga peneliti mengambil komentar yang memuji sebagaimana kaidah
yang kami sebutkan di atas. Dengan demikian para perawi hadis tentang ancaman
bagi orang mampu yang tidak berqurban yang melalui jalur periwayatan Ahmad bin
Hanbal di atas semuanya adil dapat dijadikan hujjah.
Ø Berdasarkan penelitian tarikh ar-ruwah dan
jarh wa ta’dil yang telah kami sampaikan di atas, sanad hadis tersebut mutashil
dan para perawinya adil. Maka hadis tersebut sahih sanadnya.
Tuliasan di atas disusun untuk memenuhi tugas UAS Matakuliah Ilmu Rijalil Hadis di FAI Prodi Tafsir Hadits, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.