Mutiara Hadits

Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sabtu, 09 Maret 2013

PENELITIAN JARH WA TA’DIL (PENILAIAN KEADILAN DAN KETERCELAAN) DARI PERAWI-PERAWI HADIS TENTANG ANCAMAN BAGI ORANG MAMPU YANG TIDAK BERQURBAN



Perawi yang diteliti adalah para perawi hadis tentang anjuran untuk berqurban dalam Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, sebagai berikut:

مسند أحمد بن حنبل (2/321 )
 - 8256 حدثنا أبو عبد الرحمن ثنا عبد الله بن عياش عن عبد الرحمن بن هرمز الأعرج عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من وجد سعة فلم يضح فلا يقربن مصلانا .

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Hakim –beliau mensahihkannya- . (Subul as-Salam, IV/93)
Jarh wa ta’dil perawi hadis yang diteliti di sini adalah perawi hadis melalui jalur periwayatan Imam Ahmad. Dalam meneliti jarh wa ta’dil perawi tersebut, peneliti merujuk pada empat kitab, yakni:
1. Tahdzib at-Tahdzib karya Syihabuddin Ahmad Ibn Ali Ibn Hajr al-Asqalaniy (Beirut: Dar al-Fikr, 1984 M / 1404 H),
2. Tahdzib al-Kamal fii Asma’ ar-Rijal karya Al-Hafidz al-Mutqin Jamal ad-Din Abi al-Hajaj Yusuf al-Mizziy (Beirut: Muasasah ar-Risalah, 1992 M / 1413 H),
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal karya Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman adz-Dzahabiy ( Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1406 H), dan
4. Mausu’ah Rijal Al-Kutub At-Tis’ah karya Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi Hasan (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1413 H / 1993).

Di sini peneliti memulai dari perawi pertama yakni sahabat nabi, kemudian seterusnya. Dalam penelitian jarh wa ta’dil ini peneliti memakai kaidah,

اذ تعارض الجارح و المعدل فالحكم للمعدل الا اذ ثبت الجرح المفسر

Artinya: “Apabila terjadi pertentangan antara kritikus yang memuji dan mencela, maka dimenangkan kritikan yang memuji, kecuali jika kritikan yang mencela disertai alasan yang jelas.

NO
RAWI
NAMA KITAB
KRITIKUS
KOMENTAR
ANALISIS
1.
Abu Hurairah
الصحابة كلهم عدول
2.
Abdurrahman bin Hurmuz al-A’raj
1. Tahdzib at-Tahdzib
(VI: 260)
1. Ibn Sa’ad
ثقة كثير الحديث
Dari semua kitab yang peneliti jadikan rujukan tersebut, tidak ada ulama yang mencela, semua memberi komentar baik terhadap al-A’raj, dengan demikian beliau termasuk perawi yang adil.
2. Al-‘Ijli
ثقة
3. Abu Zur’ah
ثقة
2. Tahdzib al-Kamal
(XVII: 470-471)
1.  Ibnu al-Madini
ثقة
2. Al-‘Ijli
ثقة
3. Abu Zur’ah dan Ibn Khirasy
ثقة
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
4. Mausu’ah Rijal Al-Kutub At-Tis’ah
(II: 452)
Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi Hasan
ثقة ثبت عالم
3.
Abdullah bin ‘Ayasy



1. Tahdzib at-Tahdzib
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
Dari keempat kitab yang kami jadikan rujukan, ada dua kitab yang menyebutkan komentar ulama terhadap Abdullah bin ‘Ayasy. Semua ulama berkomentar baik kecuali Abu Dawud dan an-Nasa’i, namun beliau berdua tidak menyebutkan alasan yang jelas, sehingga kami mengambil kritikan / komentar yang memuji sebagai mana kaidah yang kami sebutkan di atas. Dengan demikian Abdullah bin ‘Ayasy adalah perawi yang adil.
2. Tahdzib al-Kamal
(XV: 411)
1.  Abu Hatim
ليس بالمتين , صدوق.
2. Abu Dawud dan an-Nasa’i
ضعيف
3. Ibn Hibban
ثقة
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
(III: 494)
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
4. Mausu’ah Rijal Al-Kutub At-Tis’ah
(II: 326)
Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi Hasan
صدوق
4.
Abu Abdirrahman al-Muqri’
1. Tahdzib at-Tahdzib

Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
Dari keempat kitab yang peneliti jadikan rujukan, hanya satu kitab yang menyebutkan komentar terhadap perawi. Komentar tersebut memberi penilaian baik, dengan demikian kami menganggap perawi tersebut adil.
2. Tahdzib al-Kamal
(XIII: 184-191)
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
(II: 183)
Tidak ditemukan penilaian ulama mengenainya
4. Mausu’ah Rijal Al-Kutub At-Tis’ah
(II: 326)
Abdul Ghafar Sulaiman al-Bandari dan Sayid Kasrawi Hasan
ثقة
5.

Ahmad bin Hanbal
1. Tahdzib at-Tahdzib
(I: 64)
1.  Al-‘Abbas al-Anbari
حجة
Dari semua kitab yang peneliti jadikan rujukan tersebut, tidak ada ulama yang mencela, semua memberi komentar baik terhadap Ahmad bin Hanbal, dengan demikian beliau termasuk perawi yang adil.
2.  Qutaibah
امام الدنيا
3.  Al-‘Ijli
ثقة
2. Tahdzib al-Kamal
(I: 451)
1.  Yahya bin Adam
امامنا
2.  Asy-Syafi’i
خرجت من بغداد وما خلفت بها أفقه ولاأزهد ولاأورع ولاأعلم من أحمد بن حنبل
3.  Al-‘Abbas bin ‘Abdil ‘Adzim
حجة
3. Mizan al-I’tidal fii Naqd ar-Rijal
(I: 38)
Abdul Ghafar Sulaiman Al-Bandari dan Sayid Kasrawi Hasan.
ثقة, حافظ.

Catatan Peneliti:
Ø  Penilaian para ulama kritikus hadis tersebut terhadap para perawi hadis di atas, memberi komentar baik terhadap para perawi, kecuali Abu Dawud dan an-Nasa’i yang memberi komentar negatif terhadap salah satu perawi yakni Abdullah bin ‘Ayasy, namun mereka berdua tidak menyertai alasan yang jelas. Sehingga peneliti mengambil komentar yang memuji sebagaimana kaidah yang kami sebutkan di atas. Dengan demikian para perawi hadis tentang ancaman bagi orang mampu yang tidak berqurban yang melalui jalur periwayatan Ahmad bin Hanbal di atas semuanya adil dapat dijadikan hujjah.
Ø  Berdasarkan penelitian tarikh ar-ruwah dan jarh wa ta’dil yang telah kami sampaikan di atas, sanad hadis tersebut mutashil dan para perawinya adil. Maka hadis tersebut sahih sanadnya.


Tuliasan di atas disusun untuk memenuhi tugas UAS Matakuliah Ilmu Rijalil Hadis di FAI Prodi Tafsir Hadits, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.